PENYIMPANAN PERSEDIAAN


 PENYIMPANAN PERSEDIAAN


Penyimpanan  (storage)  yang dibutuhkan sangat tergantung dari tipe perusahaan, namun penyimpanan harus mendukung kegiatan usaha dan pengendalian biaya.
Terlepas dari tipe dan ukuran perusahaan, dari segi pengendalian suatu produk harus disimpan secepat mungkin untuk mencegah kerusakan dan kehilangan. Prosedur penyimpanan yang tepat sangat penting karena produk makanan merupakan bahan yang tidak tahan lama dan cepat rusak.  Persediaan merupakan investasi uang yang besar jumlahnya, oleh karena itu manajemen harus banyak memberikan perhatian dalam penyimpanan dan pemakaian produk. Ketika manajemen membangun pergudangan dan merancang prosedur, ada  enam faktor penting yang harus dipertimbangkan, yaitu:

Lokasi dan tata letak fasilitas
Kontrol Suhu dan  kelembaban
Pengaturan dan penempatan produk
Penanggalan dan pencantuman harga produk
Pencatatan
Keamanan

LOKASI DAN  TATA LETAK GUDANG
Lokasi dan tata letak fasilitas gudang harus memungkinkan setiap barang yang diterima secepat mungkin disimpan.  Tata letak harus memungkinkan bahwa bagian terkait (store,kitchen, receiving, purchasing) dapat dicapai secara efisien tanpa kemungkinan merusak produk. Ada tiga tipe fasilitas penyimpanan, yaitu: Dry Storage, Cold Storage dan Freezer Storage. 

PENGENDALAN  SUHU DAN KELEMBABAN

Suhu dan kelembaban dapat membantu untuk memaksimalkan ketahanan produk makanan (life time)  di gudang. Faktor-faktor yang terlibat dalam mempertahankan kondisi internal yaitu suhu, kemasan pembungkus, rak, dan kebersihan. Controller bahan makanan dan petugas gudang  harus memeriksa alat pengukur suhu secara berkala untuk memastikan suhu yang tepat dapat terpelihara.  Dry Storage biasanya dipertahankan pada suhu  sekitar 50oF untuk 70oF (18oC-38oC).  Menyimpan makanan dalam kemasan yang tepat dapat membantu melindungi bahan makanan dari kelembaban maupun dari serangga dan hama. Beberapa bahan makanan yang dibeli dalam kardus, tas kertas, dan karung  rentan terhadap serangan serangga dan hama. Bahan makanan tersebut harus dipindahkan ke dalam kemasan yang tertutup rapat, seperti dengan plastik.


Gudang tempat penyimpanan harus dibersihkan secara teratur. Hama tikus  dalam populasi yang cukup besar dapat menyebabkan kerusakan dan penyakit. Gudang  sebaiknya disediakan secara terpisah untuk penyimpanan  jenis makanan  yang berbeda.
Cold Storage merupakan gudang yang digunakan untuk produk yang tidak tahan lama atau produk segar. Telur, mentega, daging, akan lebih  awet jika disimpan pada suhu antara  -1oC  sampai -7oC  ( 30oF - 45oF).
Freezer Storage dipelihara  pada suhu  - 17 oC (0oF) atau lebih rendah. Freezer digunakan untuk menyimpan daging. 
  Produk akan lebih berkualitas jika digunakan secepatnya tanpa perlu disimpan dalam gudang pendingin terlalu  lama.

Temperatur Penyimpanan Produk

Item
Storage Temperature
Humidity
Apel
0 - 2 oC
Kelembaban relative 90 - 98%
Alpukat
0 - 2 oC
Kelembaban relative 90 - 98%
Buah Segar - potong
0 - 2 oC
Kelembaban relative 90 - 98%
Sayuran
0 - 2 oC
Kelembaban relative 90 - 98%
Anggur
7 - 10oC
Kelembaban relative 85 - 95%
Melon
16 - 18 oC
Kelembaban relative 90 - 98%
Pisang
16 - 18 oC
Kelembaban relative 90 - 98%
Kentang
16 - 18 oC
Kelembaban relative 90 - 98%
Groceries
16 - 18 oC
Kelembaban relative 90 - 98%
Daging / Ikan - fresh
0 - 1 oC
Kelembaban relative 90 - 95%
Daging / Ikan - Frozen
- 17 oC ke bawah
Kelembaban relative 90 - 95%
Telur
7 - 10oC
Kelembaban relative 85 - 95%





PENEMPATAN DAN PENGATURAN PERSEDIAAN

Ruang di gudang harus dipelihara sedemikian rupa sehingga masing-masing item memiliki lokasi sendiri dan harus ditetapkan pada lokasi tertentu tidak berubah sepanjang waktu. Hal ini dimaksudkan untuk kelancaran operasional, karena petugas menjadi hafal dengan lokasi produk.  Pengelolaan persediaan barang di gudang menggunakan prosedur First In First Out (FIFO
)


TANGGAL DAN HARGA PERSEDIAAN (Labeling)

Petugas bagian gudang harus membuat tabulasi harga pada semua permintaan persediaan dan menyiapkan gudang jika barang datang.   Dalam hal ini petugas perlu menggunakan tag atau label untuk setiap  persediaan
. Pencatuman tanggal sangat membantu petugas gudang dalam mengatur perputaram persediaan di gudang.

PENCATATAN PERSEDIAAN

Dalam pembelian
(store purchase), pencatatan merupakan hal penting untuk pengawasan.   Setiap kali persediaan diperlukan dari gudang, permintaan harus disampaikan kepada petugas gudang. Jika ternyata stock kosong ( persediaan habis) , maka petugas gudang harus segera mengusulkan pengisian kembali agar pada posisi/jumlah par. Petugas gudang menggunakan dokumen Store Requisition untuk mengusulkan pengisian  persediaan di gudang.  Bagian Purchasing berdasar purchase requisition akan membuat Purchase Order untuk memesan barang  ke Vendor.  Purchase Order dikirimkan ke Vendor sedangkan salinannya untuk: Purchasing, Receiving, Store dan Akuntansi.  Saat barang datang, petugas receiving harus mencatat jumlah dan deskripsi barang pada laporan penerimaan barang (receiving report).   Petugas kemudian mengirimkan barang ke gudang  dan  invoice dikirim ke bagian akuntansi.

KEAMANAN
Keamanan barang persediaan merupakan suatu kegiatan yang harus dikelola secara serius bagi semua operasi perhotelan, karena barang tersebut sifatnya mudah dikonsumsi. Untuk keamanan,  tidak diperbolehkan hanya seorang karyawan yang menangani gudang secara keseluruhan. Pencatatan atas persediaan barang masuk - keluar harus dilakukan secara baik dan rutin berdasarkan dokumen.  Gudang harus dalam keadaan terkunci dan kunci gudang yang digunakan hanya satu.  Setiap barang keluar dari gudang harus disertai dengan surat permintaan dan tanda tangan pejabat yang berwenang.   Barang dalam gudang harus selalu ditempatkan di lokasi/ tempat  yang sama. Hal ini tidak mempermudah pengambilan barang, tapi dapat mengurangi pencurian dengan mencegah karyawan untuk menyembunyikan barang mahal di belakang item yang lebih murah dan kemudan dihapuskan. Serah terima kunci gudang dilakukan secara terutlis.  Dalam operasional hotel, seringkali kunci gudang dititipkan ke Front Office Cashier.

PENGAMBILAN BARANG

Fungsi pengambilan barang dari gudang (issuing) sangat penting untuk keberhasilan proses pegendalian biaya. Ada dua hal prosedur utama dalam pengambilan barang yang selalu di awasi:

1.  Arus  barang  dari   gudang ke area produksi.

2. Pencatatan yang terkait dengan penentuan biaya produk (cost) terhadap setiap barang yang           keluar.

Fomulir permintaan barang (strore requisition) perlu mencantumkan  total harga barang dengan mengalikan harga/unit dengan jumlah barang yang keluar.  Hal ini akan membantu manajemen dalam menentukan harga pokok penjualan.
Food Storeroom Requisition

Food Storeroom  Requisition

Date:…………………Date Needed:…………Dept:………………..Dept. Mgr:………………….
Qty. Ordered
Ingredient
#
Description Item
Qty.
Issued
Unit Cost
Total






































PERSEDIAAN

Par Stock (Nominal Persediaan)

Sebelum manajemen membelanjakan uang ke dalam persediaan, jumlah nominal persediaan ( Par Stock) harus ditetapkan terlebih dahulu.  Par stock adalah jumlah persediaan (barang) yang  harus ada dalam persediaan (on hand).  Par stock untuk item persediaan tertentu dapat saja berubah sesuai dengan permintaan atau penjualan produk.   Suatu barang  suatu saat dapat terjual laris, maka  par stock harus ditingkatkan.  Dalam operasional hotel, dapat pula ditentukan tingkat par stock yang  berbeda pada saat tingkat hunian rendah dan tingkat hunian tinggi. 
Sehingga, tingkat par stock harus harus ditinjau dari waktu ke waktu. Hal yang terpenting yaitu manajemen selalu menjaga jumlah persediaan minimal. Pada saatnya mungkin akan lebih menguntungkan jika membeli  dalam jumlah besar, tetapi kebutuhan harus dianalisis secara cermat, dengan mengevaluasi tingkat penjualan.


Jumlah Pemesanan (Orde
r Quantity)

Setelah  manajemen mengevaluasi jumlah kebutuhan dan menetapkan par stock, selanjutnya pemesanan produk.  Agar tidak terjadi kehabisan persediaan, maka manajemen perlu untuk menentukan titik dimana pemesanan ulang harus dilakukan.   Titik atau saat kapan harus dilakukan pemesanan dalam siklus penyimpanan persediaan disebut sebagai titik pemesanan kembali (reorder point). Menentukan  reoder point sangat penting dalam mengendalikan jumlah persediaan di gudang
.
Sebagai contoh, Par stock 50 kg ikan dan titik pemesanan kembali ditetapkan pada jumah  10 kg ( atau minimum stock),  sedangkan  jumlah pemakaian  sampai barang datang  sebesar 5 kg. Perhitungan jumlah pemesanan ulang agar persediaan kembali pada  jumlah par stock, yaitu :


40
Par Stock
-
10
Reorder point
=
30
Subtotal
+
5
Normal usage until delivery
=
35
Reorder Quantity


                             
Penilaian Persediaan

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung nilai-nilai (harga) produk dalam persediaan, antara lain:
1. Metode Harga Pembelian Aktual
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
3. Metode Harga Rata-rata Tertimbang
4. Metode Harga Beli Terakhir

Masing-masing metode akuntansi yang dapat menghasilkan jumlah yang berbeda dari nilai persediaan pada akhir periode tertentu. Manajemen seringkali memilih penggunaan metode tertentu dengan mempertimbangkan apakah harga produk-produk  sangat berfluktuasi atau tidak.
Metode Harga Pembelian Aktual,
Metode ini menggunakan harga aktual saat pembelian untuk menghitung nilai persediaan. Metode ini paling akurat untuk menilai persediaan, akan tetapi juga  membutuhkan waktu dan ketelitian untuk melakukan penghitungan.   Dalam metode ini setiap item persediaan harus diberi harga sendiri sesuai dengan harga pembelian masing .  Sehingga dapat terjadi satu jenis persediaan dengan harga yang berbeda. 

Metode  Masuk Pertama  Keluar Pertama (
The First In First Out ),
Metode FIFO dapat mencerminkan harga terbaru dari persediaan.  Dalam metode ini harus pula disertai pengelolaan barang dengan metode FIFO, dimana setiap barang yang pertama kali masuk juga pertama kali digunakan/dikeluarkan dari gudang.  Dengan demikian, rotasi persediaan dapat lebih terjamin.  Sebagai contoh,  BCG Resto, yang  mempunyai  persediaan awal 10 kg daging ayam, selama periode usaha membeli daging ayam empat kali, Sedangkan saldo akhir  sebesar  8  kg daging ayam ( lihat . Tabel  8.3).

      Tabel.8.3 .  Persediaan Daging Ayam

Kg
Harga  per Kg
 Saldo awal
10
Rp. 20.000,-
Pembelian I
20
Rp. 22.000,-
Pembelian II
25
Rp. 23.000,-
Pembelian III
30
Rp. 25.000,-
Pembelian IV

5
Rp. 23.000,-
Saldo Akhir
8
 ?

Jika saldo akhir sebesar 8 kg,  dari jumlah tersebut dapat diperinci 5 kg dari pembelian IV dan 3 kg dari pembelian III.  Sehingga  jumlah atau nilai akhir  persediaan daging ayam  dihitung berikut: 

Kg
Harga per Kg
Jumlah
5
Rp.23.000,-
Rp.  115.000,-
3
Rp.25.000,-
Rp.    75.000,-
Total

Rp.  190.0000,-

Rata-rata Tertimbang Menurut Metode Harga pembelian,
terdiri dari memikirkan harga rata-rata dan menggunakan itu sebagai harga dari persediaan akhir.


Kg
Harga per Kg
Jumlah
 Saldo awal
10
Rp. 20.000,-
Rp. 200.000,-
Pembelian I
20
Rp. 22.000,-
Rp. 440.000,-
Pembelian II
25
Rp. 23.000,-
Rp. 575.000,-
Pembelian III
30
Rp. 25.000,-
Rp. 750.000,-
Pembelian IV
5
Rp. 23.000,-
Rp. 115.000,-
Total
90

Rp. 2.080.000,-

Total persediaan tersedia sebesar 90 kg  dengan total nilai sebesar Rp. 2.080.000,-, sehingga harga rata - rata per kg yaitu Rp. 23.111,-.  Jika persediaan akhir sebesar 8 Kg, maka nilai persediaan akhir sebesar  8 kg x Rp.23.111 = Rp. 184.889,-

Metode Harga Pembelian Terbaru ,
Metode harga yang paling terbaru, merupakan metode paling sederhana  karena harga terakhir pembelian digunakan untuk nilai jumlah persediaan terakhir. Metode ini mengikuti asumsi bahwa jumlah yang tepat  yaitu dari persediaan yang dibeli dan bahwa  perputaran persediaan sedang dilakukan sehingga produk dalam penyimpanan semua harus berasal dari pembelian terakhir atau tidak ada sisa dari pembelian sebelumnya. Persediaa akhir dari 8 kg daging ayam dan harga terbaru  Rp. 23.000,-, maka nilai persediaan akhir adalah 8 kg x Rp.23.000,- = Rp. 184.000,-